Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember 2, 2013

cerpen sedih

Pengetuk Hati Raifah By : Anisa Matanya berkaca-kaca, siap meneteskan air mata. Entah kenapa mendengar suara itu, hatinya mendadak risau. Di sergap rasa penasaran. Di balik jendela mesjid ia hanya mampu melihat orang itu dari belakang, sedikitpun ia tidak dapat melihat wajah orang yang sudah membuat hatinya bergetar hebat. Raifah, gadis itu hanya mampu memendam rasa penasarannya dan akhirnya kembali ke rumah dengan penuh tanda Tanya. “ Tuhan, pertemukan aku dengan orang itu lagi.” Pinta Raifah dalam hati. Ke esokan harinya, Raifah mendatangi tempat itu lagi. Di temani Asyifa sahabat baiknya, ia berharap dapat bertemu dengan orang itu.             “ Dimana orang itu ?”                         “ Siapa ?” “ pemuda yang duduk di dekat mimbar kemarin, pemuda yang membaca ayat al-qur’an.” Asyifa terperangah tak percaya mendengar Raifah sahabat baiknya mencari seorang pemuda yang banyak menghabiskan waktunya di mesjid. “ kenapa ? ada apa dengan pemuda itu ?” Asyifa kem

puisi esai

Surat Untuk Ayah <.1.> Menangis… Entah kenapa melihat surat kecil itu Hati menjadi pilu Memberontak dan siap berteriak Perlahan Air mata semakin deras bercucuran dari mataku yang sipit Namun, sebelum air mata membasahi pipi terlalu lama Segera ku usap dan kuganti dengan senyuman Tuhan… Inikah jawaban dari do’a-do’aku selama ini ? Inikah jawaban dari pertanyaanku selama ini ? Tuhan…. Andai mereka tahu Aku bersyukur dekat denganMU Tabah dalam setiap cobaan dan ujianMU Dan menjadikanmu pelabuhan terakhirku mengadu Aku bersyukur bertuhankan engkau ya Allah Satu persatu bayangan masa lalu yang kelam mulai menghampiri Saat dimana yang menjadi sahabat hanyalah tangisan dalam do’a Hidup dalam deraian air mata Tenggelam dalam lautan kesedihan Saat itu usiaku masih tujuh tahun Usia dimana saatnya merasakan manisnya menimba ilmu Bermain dan melihat indahnya dunia Tapi tidak, itu tidak terjadi padaku anak yang malang. Beg