Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

cerpen kecewa

(  jika kamu ingin aku pergi maka aku akan pergi, tapi satu hal yang harus kamu tahu, di saat aku telah pergi maka pada saat itu pula aku tak akan pernah kembali. Tangisanku hari ini, kekecewaanku saat ini. I.N.G.A.T  kamulah sebabnya. Jangan salahkan aku jika pada akhirnya aku benar-benar berpaling dan tidak mengingatmu lagi. ) “ An_Nisa “Kecewa itu…..” By : An_Nisa Hari itu langkahku terhenti. Orang yang selama ini hilang dalam hidupku, muncul lagi di depanku. Aku ingin berteriak memanggil namanya, tapi entah kenapa hatiku begitu berat untuk mengucap namanya hingga ia berlalu begitu saja di depanku. Hmmmmm,,,,,betapa menyesalnya aku, padahal aku hanya ingin dia tahu bahwa aku sedikitpun nggak tersiksa dengan sikapnya padaku yang sekarang. Terima kasih sudah membuatku seperti ini. Aku nggak bisa berbuat apa-apa selain menyesali semuanya dan melambaikan tanganku padanya. semoga saja dia lebih bahagia dariku. ^_^ Lupakan,,,,,kata itu seolah menjadi bagian dari langkahku s

puisi untuk sahabat

BFF BY: An_Nisa Ku pandangi wajah sahabatku dalam album fotoku Aku terdiam sejenak, rasanya ingin kembali mengulang masa itu Masa dimana aku dan sahabatku Bermain, bercanda dan bergembira bersama Tapi kini… Semuanya tinggal kenangan Kenangan manis yang akan selalu terukir indah di hatiku Tuhan… Betapa bersyukurnya aku memiliki mereka D’ Wihas, Dewi Ropimie dan AGAMA Berjuta cerita telah mereka lukiskan dalam perjalanan hidupku Senyum dan canda tawa mereka membuat hariku lebih berwarna Kini tak ada lagi senyum, canda dan tawa itu Aku dan mereka harus menjalani hidup masing-masing Berlari mengejar cita-cita yang telah lama menjadi impian Aku pergi…dia pergi dan mereka pergi Yang tersisa hanyalah kenangan indah Yang selalu terukir indah dalam hati anak BFF Derasnya air terjun di Bantimurung Sejuknya pemandangan di PPLH Puntondo Dan tenangnya ombak di Tope Jawa Telah menjadi saksi bisu dari keakraban kami Sahabat-sahabatku…. Aku menghar

puisi kecewa

Menangis By : Annisa Kenapa pipi ini harus basah lagi dengan air mata ya rabb….. Kenapa hati ini harus kembali tersakiti ? Kenapa, air mataku harus jatuh di saat aku sangat berharap pelangilah yang mewarnai wajahku. Dan kenapa pula, air mata ini harus menetes karena sebab yang selalu sama . KECEWA Aku ingin tersenyum seperti mereka Aku ingin melihat indahnya hariku dengan senyuman walaupun hanya sehari Aku ingin melihat wajahku bersinar karena senyuman bukannya redup karena kesedihan dan kekcewaan Apakah salah jika aku seperti ini ? Apakah salah jika aku berharap ? Dan apakah salah jika aku menangis lagi ? Hatiku sakit…. Hatiku terluka…. Hatiku kecewa…. Dan aku ingin berteriak sekeras mungkin kalau hatiku telah beku untuk bisa tersenyum lagi. Ma’af atas sikapku yang terlalu cengeng Ma’af atas sikapku yang terlalu banyak menuntut Dan ma’af jika aku menangis di depanmu Karena sikapmu yang membuat hatiku merintih kesakitan

puisi sedih

Tapi By : Annisa Senyum itu bukannya indah ? Tapi, kenapa kau hanya buat aku menangis Tersenyum itu bukannya menawan ? Tapi, kenapa kau hanya buat aku cemberut Katanya…. Sekarang kau ada dan selamanya kan ada buatku Tapi, kenapa sekarang justru kau menghilang Haruskah aku tetap mempercayaimu ? Tapi, kenapa kau selalu buatku ragu Dulu…. Kau genggam erat tanganku hingga aku terdiam Tapi, dimana genggaman tangan itu sekarang ? Bahkan dirimu tak sanggup kutemukan Kau pergi dan menghilang Hingga aku terdiam beku di penghujung penantian Adakah dirimu kan kembali ?

cerpen sedih

Pengetuk Hati Raifah By : Anisa Matanya berkaca-kaca, siap meneteskan air mata. Entah kenapa mendengar suara itu, hatinya mendadak risau. Di sergap rasa penasaran. Di balik jendela mesjid ia hanya mampu melihat orang itu dari belakang, sedikitpun ia tidak dapat melihat wajah orang yang sudah membuat hatinya bergetar hebat. Raifah, gadis itu hanya mampu memendam rasa penasarannya dan akhirnya kembali ke rumah dengan penuh tanda Tanya. “ Tuhan, pertemukan aku dengan orang itu lagi.” Pinta Raifah dalam hati. Ke esokan harinya, Raifah mendatangi tempat itu lagi. Di temani Asyifa sahabat baiknya, ia berharap dapat bertemu dengan orang itu.             “ Dimana orang itu ?”                         “ Siapa ?” “ pemuda yang duduk di dekat mimbar kemarin, pemuda yang membaca ayat al-qur’an.” Asyifa terperangah tak percaya mendengar Raifah sahabat baiknya mencari seorang pemuda yang banyak menghabiskan waktunya di mesjid. “ kenapa ? ada apa dengan pemuda itu ?” Asyifa kem