Langsung ke konten utama

novel tatapan sang malam



Rencanaku berantankan. Dengan wajah penuh kekecewaan aku memanggil ibu di dalam mobil. Rendra tidak akan datang. ku ambil semua hadiah yang sudah aku siapkan. Boneka hellokitty, surat, kotak kecil. Aku ingin Annisa tahu betapa aku menyayanginya. Aku sudah berjanji saat aku kembali aku akan membawakan boneka ini untuknya. Sembari berderai air mata, ku letakkan boneka itu di atas makamnya. Surat yang ia tulis untukku juga aku bacakan.
Belum selesai aku membacakan surat itu, seseorang datang menghampiri. Dengan bunga di tangannya ia semakin mendekat. Ia bersama seorang gadis yang cantik. Gadis itu berada di belakangnya. Lebih tepatnya ia mendorong kursi roda. Aku kaget bukan main. Saat tersadar bahwa yang duduk di kursi roda itu adalah Rendra. aku terperangah tak percaya. Mulutku tak sanggup berucap. Surat yang ada di tanganku jatuh. Aku tak mampu menggenggamnya. Seluruh badanku terasa kaku. Aku tak bisa bergerak.
“ Rendra….” aku bergumam dalam hati. Mata sipitku terus saja memandanginya. Ia memakai topi sama seperti pertama kali aku melihatnya di dalam pesawat. Kali ini ia terlihat berbeda. Wajahnya pucat. Matanya basah. Aku tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi padanya.
Alicia. gadis cantik sepupu Rendra ini membisikiku. Ia meminta agar aku meninggalkan Rendra sendiri. Ada sesuatu yang Rendra ingin sampaikan kepada Annisa. aku terdiam. Kala memandangi ibu yang terlihat kebingungan aku tak bisa melakukan itu. yang ingin Rendra katakan pada Annisa, ibu juga harus dengar. Sudah saatnya ibu tahu semuanya.
Rendra memaksa turun dari kursi roda. Ia terjatuh tepat di samping boneka yang aku letakkan tadi. Di raihya boneka itu. air matanya semakin deras berjatuhan.
“ Nis….selamat ulang tahun. ma’afkan aku yang sempat membuatmu kecewa. Ma’afkan aku yang pernah meninggalkanmu. Aku hanya tidak ingin kamu melihatku sakit. Aku tidak ingin kamu mengkhawatirkanku. Kamu pantas bahagia bersama orang lain. Nis…seharusnya sebelum aku pergi aku mengatakan jika sebenarnya aku menyayangimu. Aku salah….aku yang membuat semuanya seperti ini. Ku mohon Nis, ma’afkan aku.”
Rendra tak hentinya mencium nisan Annisa. ia berusaha bangkit tapi kakinya tak bisa ia gerakkan. Arman berlari membantu Rendra, tapi Alicia mencegahnya. Alicia sangat mengerti perasaan Rendra. saat ini yang Rendra butuhkan adalah kesempatan untuk meluapkan segala rasa yang selama ini ada di hatinya. Rasa yang selama ini hanya sanggup ia pendam.
“ sebenarnya Rendra kenapa ?”
“ Rendraaaaa…..”
Alicia gelagapan. Ia terlihat begitu berat untuk menceritakan semuanya padaku. entah apa yang sudah terjadi pada Rendra, aku benar-benar tak sanggup menerka. Tiba-tiba ia datang dengan kursi roda, dari tadi ia menyebutkan kata sakit. Aku di buatnya semakin bingung.
“ Rendra kenapa Lic, please….”
“ sebenarnya Rendra itu sakit kak. Selama ini ia hanya berpura-pura ceria dan terlihat sehat di depan orang. Termasuk di depan Annisa dan kak Achy. Kemarin, Rendra pergi ke Jakarta dan meninggalkan Annisa bukan karena ingin sekolah tapi berobat. Rendra di vonis oleh dokter menderita penyakit kanker otak. Setelah mengetahui itu, Rendra memutuskan untuk pergi. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan Annisa. di Jakarta ia berjuang mati-matian untuk sembuh. Setelah menedengar Annisa kecelakaan dan meninggal keadaannya semakin menurun. Tapi kemarin ia memaksa untuk pulang. Ia ingin melihat makam Annisa.”
“ terus kenapa sekarang ia seperti ini, memakai kursi roda. Apakah penyakitnya semakin parah ?”
“ sebenarnya sebelum ke Makasar, Ia sudah di vonis oleh dokter hidupnya tidak akan lama lagi. dan dua hari yang lalu, ia kembali drop. Aku dan orang tuanya tidak bisa lagi berbuat apa-apa.”
Mendengar cerita Alicia. aku tak sanggup membendung air mataku. Aku menangis sejadi-sejadinya. Aku tidak menyangka semua ini. Rendra yang aku tahu ceria, ternyata seorang yang sedang berjuang melawan penyakit ganas yang menggorogoti tubuhnya.

Rendraaaaa……
Ibu berteriak. Saat melihat ke arah Rendra. aku kaget bukan main. Ia tak bergerak sedikitpun. Tangan kirinya masih memegang boneka sementara tangan kananya masih menyentuh nisan Annisa. aku berusaha meraihnya.. Ku periksa nafasnya telah tiada. Detag jantungnya tiada lagi terdengar, aku tak bisa menahan air mataku. Begitupun Alicia. inna lillahi wainna ilaihi rojiun.
Rendra menyusul Annisa yang telah lebih dulu menghadap Tuhan. Rendra pergi dengan senyuman di bibirnya. Meski berderai air mata, ia pergi dengan perasaan tenang. semua rasa yang selama ini hanya terpendam di hatinya akhirnya terucap juga. Aku, ibu, Arman dan Alicia mendengar itu. “aku menyayangimu.” Kata itu terucap dari bibir Rendra sebelum pada akhirnya ia benar-benar pergi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cerpen kecewa

(  jika kamu ingin aku pergi maka aku akan pergi, tapi satu hal yang harus kamu tahu, di saat aku telah pergi maka pada saat itu pula aku tak akan pernah kembali. Tangisanku hari ini, kekecewaanku saat ini. I.N.G.A.T  kamulah sebabnya. Jangan salahkan aku jika pada akhirnya aku benar-benar berpaling dan tidak mengingatmu lagi. ) “ An_Nisa “Kecewa itu…..” By : An_Nisa Hari itu langkahku terhenti. Orang yang selama ini hilang dalam hidupku, muncul lagi di depanku. Aku ingin berteriak memanggil namanya, tapi entah kenapa hatiku begitu berat untuk mengucap namanya hingga ia berlalu begitu saja di depanku. Hmmmmm,,,,,betapa menyesalnya aku, padahal aku hanya ingin dia tahu bahwa aku sedikitpun nggak tersiksa dengan sikapnya padaku yang sekarang. Terima kasih sudah membuatku seperti ini. Aku nggak bisa berbuat apa-apa selain menyesali semuanya dan melambaikan tanganku padanya. semoga saja dia lebih bahagia dariku. ^_^ Lupakan,,,,,kata itu seolah menjadi bagian dari langkahku s

makalah tentang wasiat

Nama : Anisa Nim : 10300112006 jurusan :Hukum Pidana dan Ketatanegaraan ( UIN Alauddin Makassar )   BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Wasiat adalah amanah yang diberikan seseorang menjelang ajalnya atau dia membuat dan berwasiat dalam keadaan sedang sehat, artinya bukan ketika menjelang ajal.Wasiat dapat dipandang sebagai bentuk keinginan pemberi wasiat yang ditumpahkan kepada orang yang diberi wasiat.Oleh karena itu, tidak semua wasiat berbentuk harta. [1] Adapula wasiat yang berkaitan dengan hak kekuasaan yang akan dijalankan sesudah ia meninggal dunia, misalnya seorang berwasiat kepada orang lain supaya mendidik anaknya kelak, membayar utangnya , atau mengembalikan barang pinjamannya sesudah si pemberi wasiat itu meninggal dunia. Hak kekuasaan yang diserahkan hendaklah berupa harta, hak kekuasaan yang bukan berupa harta tidak sah diwasiatkan. Misalnya menikahkan anak perempuannya karena kekuasaan walisetelah ia meninggal dunia berpindah kepada wali yang

Last good bye 안녕 😭😭

Last good bye By: An_Nisa Aku harus bertahan berapa lama lagi? Aku harus menunggu berapa lama lagi? Aku harus menderita berapa lama lagi? Aku lelah...biarkan aku menyerah Jika aku melambaikan tangan Ku mohon... Jangan menangis Jika aku melangkah pergi Ku mohon..  Jangan menunggu Jika aku menutup mata Ku mohon... Ikhlaskan aku Aku tahu... Ada cinta dihatimu Ada kasih dihatimu Ada peduli dihatimu Aku mengerti itu Dalam gelap setitik cahaya menghampiri Bukan hanya sekedar menyapa Tapi "DIA" memanggilku Ku mohon,  mudahkan jalanku dengan maafmu Orang tua,  saudara,  nenek,  Teman dan sahabatku Aku menyayangi kalian